Syaikh
Abu Bakar Bin Salim lahir pada hari Sabtu, 23 Jumadil Awal 919 H/9
Agustus 1513 M, di kota Tarim Al Ghanna, Hadromaut, Yaman. Kota tempat
kelahirannya adalah suatu kota yang dipenuhi orang-orang soleh dan
termashur dengan auliya Allah serta para ulama utama.
Beliau
lahir dari pasangan Habib Salim bin Abdullah bin Imam Qutb Abdurrahman
Assegaf dan ibunya Syarifah Afifah Thalhah binti Agil bin Ahmad bin
Syaikh Abu Bakar Assakran bin Imam Qutb Abdurrahman Assegaf.
Beliau
memiliki enam saudara yaitu Sayyid Agil, Sayyid Syaikh, Sayyid Alwi,
Sayyid Hussein, Sayyid Abdurrahman, dan Syarifah Aisyah. Sedang Syaikh
Abu Bakar memiliki tujuh belas anak. Empat perempuan dan tiga belas
laki-laki. Di antara anak laki-lakinya Huseinlah yang di pilih sebagai
kalifahnya (pengganti kedudukan orang tua). Habib Husein bin Abu Bakar
bin Salim di kenal sebagai guru Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos.
Pada
masa kecilnya Syaikh Abu Bakar bin Salim mendapat pendidikan agama
dari para ulama di Tarim. Beliau sangat menekuni ilmu pengetahuan.
Semasa belajar, beliau sudah mengkhatamkan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali sebanyak 40 kali, dan mengkhatamkan kitab fiqih Syafi'iyah, Al Minhaj karya Imam Nawawi sebanyak 3 kali.
Usai
belajar di Tarim, Syaikh Abu Bakar bin Salim pindah ke kota Inat,
sebuah kota berjarak sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil (dulu di
tempuh setengah hari perjalanan dengan jalan kaki). Beliau membeli tanah
dan membangun rumah dan masjid di Inat. Di kota inilah beliau mengajar
hingga akhir hayatnya. Syaikh Abu Bakar bin Salim sering memberikan
wejangan kepada masyarakat setelah sholat Jum'at sampai menjelang ashar
di masjid yang di bangunnya.
Syaikh
Abu Bakar bin Salim di awal suluknya (perjalanan spiritual menuju
Allah SWT melalui tahapan melatih diri dan berjuang melepaskan diri
dari belenggu hawa nafsu dan kecintaan pada kebendaan) telah melakukan
amalan dan riyadoh (pelatihan spiritual dan kejiwaan dengan melalui
upaya membiasakan diri agar tidak melakukan hal-hal yang dapat
mengotori jiwa) yang lazim dilakukan kaum sufi.
Pernah
selama waktu yang cukup lama beliau berpuasa dan hanya berbuka dengan
kurma yang masih hijau. Juga pernah selama 90 hari beliau berpuasa dan
melakukan sholat malam di lembah yabhur. Selam 40 tahun beliau sholat
subuh di Masjid Ba'isa di kota Lisik dengan wudhu sholat isya'.
Setiap
malam beliau berziarah ke tanah pekuburan kaum salihin dan para wali
di tarim dan berkeliling untuk melakukan sholat dua rakaat di berbagai
masjid di Tarim. Beliau mengakhiri perjalanannya dengan sholat subuh
berjama'ah di masjid Ba'isa. Sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah
meninggalkan sholat witir dan dhuha.
Sepanjang
hidupnya beliau berziarah ke makam Nabiyullah Hud AS sebanyak 40 kali.
Pada setiap malam selama 40 tahun beliau berjalan kaki dari kota Lisik
menuju Tarim untuk melakukan sholat pada setiap masjid di Tarim (di
Tarim sekarang ada sekitar 360 masjid). Beliau mengusung ghirbah (tempat
air) untuk mengisi  tempat wudhu serta tempat minum bagi para
peziarah, juga kolah untuk tempat minum hewan.
Makam Syaikh Abu Bakar bin Salim.
0 komentar:
Posting Komentar